Subscribe:

Pages

Sabtu, 12 April 2014

The Face The Watched

source: Creepypasta
retold and translated by -Jason-


Ada sebuah wajah di hutan yang kulihat dari jendela kamarku. Namun, ayah dan ibu tidak pernah mau mendengarnya. Dia terus menatap dan menatap … adikku selalu benci jika aku menceritakan padanya. Dia mengira bahwa hal itu ditujukan untuk menakutinya: kisah mengenai sosok tanpa wajah.

Wajah yang selalu menatapku tiap saat, malam maupun siang hari …

Kakakku selalu mengatakan bahwa semua itu hanyalah bohong belaka; dia berkata bahwa ayah dan ibu sebaiknya memanggil dokter untuk memeriksa kepalaku.

Tidak perduli berapa kali pun aku menceritakan sosok itu pada mereka, pria dalam kegelapan itu, tidak ada yang mau mendengarnya. Aku selalu sebal jika ibu menyuruhku untuk bermain di luar, sebab aku harus berdekatan dengannya – dia begitu tinggi. Dia sangat kurus. Seperti tidak pernah makan!

Sosok itu tidak pernah bergerak saat sedang menatapku, dia hanya membuatku merasa kedinginan, dia membuatku demikian sehingga aku tidak bisa kabur darinya. Aku benci saat dia berkeliaran dan kupikir aku harus menjauhi perbatasan. Ibu terkadang harus menyeretku masuk untuk makan malam karena aku tidak bisa berhenti menatapnya, ibu kerap marah karena aku sering keluar saat malam dimana keadaan sangat dingin, tidakkah dia melihatnya? Pria jangkung yang kini berdiri di halaman rumah kami.

Setelah makan malam barusan, ibu menyuruhku untuk masuk ke kamar -tidak ada acara nonton TV- hal ini karena aku tidak segera datang saat dia memanggilku. Aku duduk di depan meja belajar, menghadap PR, mencoba menyelesaikannya sebelum ayah datang untuk memeriksa. Saat itulah kulihat sosok itu berdiri di luar, di halaman kami. Pria tanpa wajah, jangkung, berdiri di depan jendela kamarku. Dia kini selalu berada di sana, bahkan saat aku mengarahkan telunjukku pada sosoknya pada ayah dan ibu; aku benar-benar tidak mengerti kenapa mereka tidak bisa melihat pria itu.

Kini mimpi-mimpiku dipenuhi oleh sosoknya, dia berada di belakang seperti saat aku sedang bermain sulap dengan teman-temanku. Dia berdiri dalammimpi, menatap dan terus menatap. Aku sudah meminta padanya untuk pergi, namun hanya dalam mimpi.

-

Ibu memanggil dokter hari ini, dia mengatakan aku sakit parah, aku terus batuk mengeluarkan darah dan tidak bisa tidur. Ibu berkata bahwa aku tidak mau makan, dan mengatakan pada dokter mengenai sosok pria yang kulihat. Aku pikir hal itu bukan sesuatu yang penting lagi sekarang. Dokter mengatakan bahwa aku harus pergi ke rumah sakit. Dia mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan otakku, sehingga perlu scan untuk meyakinkannya. Batuk semakin parah, terasa sangat sakit, dan pria jangkung itu masih terus saja menatapku.

Ibu duduk menjagaku saat malam kini, memastikan bahwa aku baik-baik saja. Dia menanyakan hal-hal yang aku gumamkan, dan aku tidak bisa memberitahunya. Aku tidak bisa mengungkapkannya dalam kata-kata. Aku bahkan tidak tahu telah bergumam atau mengigau. Ibu membelai rambut dan mengecup keningku, dan pria jangkung itu tidak diluar jendela kamarku lagi. Dia sudah tidak disana sepanjang hari, namun dia tetap muncul dalam mimpi. Lengannya yang sangat panjang menggapaiku.

Suara musik terdengar begitu nyaring dalam telingaku, aku dapat melihat ibu sedang membaca cerita untukku – bibirnya bergerak- namun suara musik begitu keras dan menggema dalam telinga. Aku batuk dan terus terbatuk, begitu banyak darah yang keluar dari mulutku kali ini. Ibu kemudian duduk di ujungranjang dan menatapku, menunggu batuk mereda, namun batukku tidak kunjung berhenti. Aku sungguh berharap batukku berhenti sebab aku perlu mengatakan sesuatu pada ibu.

Pria jangkung itu sudah tidak ada di depan jendela. Pria jangkung itu, sudah pergi dari halaman, dia bahkan sudah pergi dari hutan … batuk semakin menghebt dan kurasa aku akan segeratertidur … aku mencoba sekuat tenaga untuk mencegah hal itu terjadi, sebab aku harus memberitahu ibu.

Pria jangkung itu berada di pojokan sekarang … dia ada di kamar ...

0 komentar:

Posting Komentar